Keluar dari
kelas pada saat kuliah telah selesai rasanya seperti keluar dari penjara. Nah
loh?. Ini kelihatan berlebihan memang tapi nyatanya saya dan teman-teman begitu
antusias ketika mata kuliah telah selesai. Mata saya dan teman-teman sekelas berbinar-binar
serasa baru dapat uang segepok (Tadahan dari Gayus, MasyaAllah) *umpama saja.
Kantin adalah pilihan yang sangat favorit untuk melepaskan lapar dan dahaga,
kalau sudah kekantin lapar nggak lapar semuanya bisa masuk. Lalu prolog ini apa
hubungannya coba dengan judul “Elevasi”? ada, simak bacaan berikutnya...
Ketika di kantin
ini (Baca: Sapta) pembicaraan mengenai elevasi dimulai. Temenku seorang cowok
yang jago ngobrol *kayak ibu-ibu, memberikan statementnya mengenai perbedaan penglihatan pada mata laki-laki dan
pada mata perempuan. Please deh, hubungannya sama elevasi apa? *sabar..
lanjutkan bacanya. Ketika dia menyampaikan statementnya
saya langsung keinget bertahun-tahun yang lalu, saat saya masih berada di
bangku S1 semester 2 *kalau nggak salah. Seorang Kakak senior *Ikhwan,
menyampaikan tausyah (Baca ; Nasehat) sebelum syuro’ (Baca: Rapat), tausyahnya
mengenai Ghudul Bashar alias jaga pandangan. Jaga pandangan penting baik bagi
kaum laki-laki maupun kaum perempuan agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak
kita inginkan, karena mata adalah senjatanya setan untuk menjerumuskan manusia
kedalam perbuatan-perbuatan yang dibenci oleh Allah. Istilah Ghudul Bashar itu,
baru saya kenal ketika pertama ikut syuro’ tersebut *maklum ADK amatiran (Baca:Baru).
Ketika pertama mendengar istilah tersebut saja saya langsung ketawa, senggolan
dari salah seorang akhwat yang kebetulan duduk di samping saya membuat saya
putus tertawanya.
Iya, ghudul
bashar memang sangat dibutuhkan mengingat zaman edan sekarang ini, susah sekali untuk menjaga pandangan terhadap
lawan jenis. Bayangkan, berapa persen penduduk bumi yang belum menikah tapi
sudah pacaran? Wah saya menyerah menjawabnya. 100 % semua itu berawal dari
pandangan yang tidak terjaga dengan baik. Jangankan orang biasa seperti kita
(Baca:Saya), orang sholeh-sholehah saja masih bisa terjerumus akibat pandangan
yang tidak dijaga. (*Saya juga harus banyak-banyak jaga pandangan nih L). Akibat dari
tidak menjaga pandangan sangat berbahaya memang, kita kudu waspada karena di
mana-mana yang namanya setan tak kan pernah berhenti mengganggu dan
menjerumuskan manusia kelubang kenistaan.
Namun, terkadang
permasalahannya adalah kebanyakkan wanita yang disuruh menjaga pandangan lebih
ketat. Karena semua sumber fitnah ada pada perempuan, tapi menurut hemat saya
tidak begitu keadaannya. Kita sama-sama menjaga, baik laki-laki maupun
perempuan tidak terkecuali. Karena percuma saja perempuan nunduk-nunduk sampai
nubruk, kalau in other hand sang
laki-laki dongak kepala nyari layangan yang nyangkut entah dimana. Iya toh?
Nice.
Saya punya
pengalaman unik ini, suatu ketika saya berjalan di kampus saya (rencana mau
keperpustakaan) saya mencoba berjalan dengan mata tertunduk kebawah (Nyari
koin), maksudnya mau ghudul bashar. Tapi ketahuilah bahwa ini bukan ide yang
bagus, ghudul basahar bukan berarti kita harus nunduk melulu ketika jalan,
alhasil saking jaga pandangan saya terpeleset masuk ke got di samping
perpusatakaan (huh malu sayang). Di sini bisa saya ambil pelajaran, jika niat
nya mau jaga pandangan jangan bukan begini caranya, tapi lebih kepada kita
tidak melihat sesuatu yang sebenarnya tidak boleh kita liat dengan cara
berlebihan. Oke, oke. Lalu bagaimana hubungannya dengan elevasi?.
Nah, begini
hubungannya. Temen saya itu mengatakan “Jika laki-laki melihat sesuatu kedepan,
ia hanya bisa melihat pada sudut satu yang sama (Misal : Kedepan aja), jadi
kalau laki-laki jalan sama pacar/istri jika di jalan ia bertemu wanita lain
maka si laki-laki akan melihat wanita tersebut tapi dibarengi dengan gerakan
kepala yang mengikuti kearah sumber. Makanya kalau pasangan lagi jalan biasanya
laki-laki mudah ketahuan kalau dia lagi liat wanita lain. Sedangkan wanita,
jika ia melihat memang sudut pandangannya lurus kedepan, tapi ketahuilah bahwa
jika ada laki-laki lewat dia tidak akan melihat si laki-laki sambil
menggerakkan kepalanya karena wanita punya sudut elevasi yang sempurna, ia bisa
melihat kesamping tanpa harus dibarengi dengan gerakan kepala, makanya jika
wanita melihat laki-laki ia tidak akan ketahuan. *Ngakak. Kok Cuma saya sendiri
sih. Nah begitulah hubungannya. Ternyata pandangan wanita memang lebih tajam
dan mematikan.
Intinya, kita
sama-sama jaga pandangan ya sayang. Laki-laki jaga pandangan untuk perempuan
dan perempuan jaga pandangan untuk laki-laki. Maka semua kenangan buruk di atas
tidak akan terulang lagi. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar