Kisah ini aku
tulis disaat Speaker Masjid Ciputih melantunkan sholawat menjelang adzan magrib
tiba. Uniknya, ada sholawat yang digubah kedalam bahasa Sunda, sama sekali aku
tidak mengeti artinya. Jika yang disebut Allah dan Muhammad aku merasa tenang,
meski kosakata yang lain aku tidak paham sama sekali.
Inilah kisah ku,
kawan. Aku ingin semangat ini menular kepada kalian, dan aku berharap kalian
punya ambisi untuk cepat menyelesaikan studi kalian di Universitas Jambi.
Karena aku sayang kalian.
Setelah lulus
SMA, aku bicara gamang dengan Bapakku tercinta. “Pak, sudah UAN ini aku tidak mau lagi lihat buku” Kataku kepada
Bapakku saat subuh nan dingin itu masih enggan menggerakkan badan menuju sumber
air untuk mengambil air wudhu. “Wes, tho
dang sholat subuh disik kono, selak kawanen, digugah angel eram tenan”
Bapakku malah tidak merespon uneg-uneg ku. Setelah selesai sholat, dengan tanpa
ba bi bu aku serobot teh hangat di tangan Bapakku. “La wes Bapak buatin sendiri teh nya kok malah punya Bapak di ambil”
Tegur Bapak, tapi aku tetap meminumnya sampai habis. Kemudian Bapak berkata “Kalau kamu ndak mau kuliah, trus mau
ngapain?”. “Aku mau istirahat Pak,
aku bosen belajar terus”. Kataku dengan muka manyun. “Istirahat tu di Kuburan, nduk” Kata Bapak sambil tersenyum dan
bersiap-siap dengan seember dedak untuk sarapan Enthok dan Ayam peliharaan
Bapak.
Kau tahu kawan,
Bapak tetap memaksa aku masuk kuliah dimanapun yang aku mau. Waktu itu aku
mendaftar di Universitas Jambi (Pertanian) dan Kebidanan. Kedua-duanya aku
lulus, tapi yang aku ambil Universitas Jambi. Banyak sekali tetangga ku yang
senewen dengan Fakultas yang aku ambil. Tapi aku tidak perduli. Aku hanya
tersenyum pada Bapak “Pak, kalau pun aku
memang harus kulian, aku maunya di Pertanian, UNJA” Bapakpun ikut
tersenyum.
Awalnya tidak
ada niat kawan, ya aku tidak punya niat sama sekali, tujuan kekampus hanya
disuruh orang tua. Kekampus hanya main-main. Mungkin dari kalian ada yang masih
ingat saat semester awal aku sering hilang dari kelas. Aku tidak benar-benar
sakit kawan. Aku hanya muak dengan
buku. Tapi ketika menerima KHS semester I, aku jadi herannnnn heran sekali.
Beberapa tahun
lamanya di kampus Pinang Masak, aku menemukan masa-masa terakhir, dulu sering
aku sebut dengan masa-masa kritis dan aku ingin berhenti kuliah pada saat itu
juga. Yaitu masa dimana aku mulai berkutat dengan skripsi. Disanalah ada
senyum, ada tawa, ada tangis, ada marah, ada kesal, ada emosi dan masih banyak
lagi. BOHONG namanya kalau seorang mahasiswa tidak pernah merasakan Stress
karena skripsi, DUSTA namanya kalau seorang mahasiswa tidak pernah memikirkan
skripsi. Karena skripsi adalah bagian dari ujian kesabaran dan keihklasan
hidup. Mungkin kita berfikir, “Apasih
gunanya skripsi? Nggak mudeng isinya pun”. Tapi kawan, cobalah merenung
sejenak, ada atau tidak guna dari skripsi yang kita buat, please Enjoy with it. Lama-lama engkau akan semakin pusing dan
tambah pusing. Nah, disitulah letak kenikmatannya.
Dan kalian tentu
tahu, aku bukanlah mahasiswa yang pintar dengan segudang piagam serta prestasi
atau IPK Cumlaude. Tapi aku, kau tau kawan : Aku menemukan niat ku kuliah saat
nyawa skripsiku di ujung tanduk, saat itu selesai seminar dan aku di bantai
habis2san. Aku menangis tersedu2. Dan disitulah aku MARAH pada diriku sendiri.
“Seandainya aku serius dari awal, pasti
Allah akan menolongku” Bathin ku terisak. Dan saat itulah aku berazzam. “Duhai diri dan hati yang sudah kotor ini,
untuk berniat baik itu tidak ada kata terlambat, jika kau tidak bisa pada masa
S1, bukankah masih ada masa S2, dan S3, Pasti
Allah bersama niat baikmu, dan tentu ingat lah semangat Bapak mu untuk
pendidikanmu, karena bapak hanya SD saja itupun nggak lulus. Jangan buat dia
kecewa”. Disitulah semangat menggebu2 muncul, disaat keterpurukan hati dan
pikiran bercampur menjadi adonan kekesalan. Dan tentunya Allah meng-Ijabah Doa
dan permohonanku.
Kawan, Beberapa
waktu yang lalu setelah wisuda S1 ku. Aku pulang kampung dan ngobrol dengan
Bapakku tersayang. “Waktu wisudamu nduk,
Bapak Nangis di atas” kata Bapak sambil menikmati sebatang rokoknya. “Kok Bisa Pak?” tanyaku penasaran. “Bapak Bangga sama kamu, tapi bapak juga
bingung. Dari ribuan manusia yang diwisuda kemaren. Lha mengko koe dadi opo
nduk?” Tanya Bapakku. Aku tersenyum dan berkata “Bapak yang awalnya nyuruh aku kuliah kan?, dan aku ingin kuliah lagi.
Seperti dulu waktu aku masih kecil, bapak sering ngajak aku jalan ke Monas, ke
Kebun binatang, hal itupun menular pada ku pak, aku suka pergi2. Tanyakan
padaku apakah aku betah dijambi? Ya aku betah di Jambi, tapi aku ingin daerah
yang baru. Aku telah menjelajah dari Barat sampai Timur Indonesia, karena itu
yang mulai dan yang ngajarin Bapak kok”. Terkesan egois, aku kira bapak
akan marah tapi malah dia tersenyum. “Jadi
arep kuliah meneh tho? Neng ngendi rencanane?”. “IPB pak, Bogor”. Optimis banget. Bapak sempat berkerut keningnya,
saat itu yang terfikirkan olehnya “Sama
siapa anakku disana?, ada kawannya apa nggak? Tahu nggak bogor tu dimana? De el
el”. Tapi dia tetap mengabulkannya. Dengan sedikit repetan orang tua, wajar
kawan.
Dan akhirnya,
disinilah semuanya dimulai kawan…… aku datang dari sudut Desa Belanti Jaya. Aku
datang dari daerah yang baru satu bulan di aliri PLN, aku datang dari sisi
daerah yang jika mau nelfon atau SMS harus kedaerah yang lebih tinggi, aku
datang dari hamparan sawit. Aku ingin kalian bersamaku saat ini, seperti masa2
S1 dulu. Menyenangkan kawan, Mungkin.
FEMA, itu
fakultasku sekarang. Hanya satu bulan aku menanggalkan gelar mahasiswaku, di
kini aku menyandangnya lagi, banyak yang heran disini, aku paling muda
lulusannya, baru Desember kemaren wisuda (Nekaddd). Jurusan KMP, pilihan exact.
Sebenarnya aku belum sepenuhnya mengenal gedung fakultas baruku, tapi sedikit
akan aku ceritakan disini, agar kalian mengikutiku. Dan kita sama-sama disini.
Yang aku khayalkan kita foto bareng di depan gedung Andi Hakim Nasoetion bareng
anak2 alumni PKP unja dan yang lain. Setelah itu kita balik lagi mengabdi di
Jambi.
FEMA
berlantaikan 6, kalau naik pake tangga manual. Mungkin aku akan semakin kurus
disini kawan.
·
FEMA
: Fakultas Ekologi Manusia
·
KMP
: Komunikasi Pembangunan dan Pertanian (nggak nyambung ya, tapi emang kayak
gitu singkatannya)
Dan kalian masih
bisa memilih PS yang kalian ingin masuk kemana saja, tidak hanya IPB kawan, Ada
UI, UGM, UNPAD de el el yang siap menunggu kedatangan kalian. Yang bisa aku
gambarkan dari kampus di Dramaga ini, LUAS. Butuh waktu berminggu2 untuk
menghafal isi dalam kampus. Aku dan Dwi Nurul sering nyasar. Masih muda, masih
proses. Tapi enjoy it. Meski kaki gempor. Hmmm, bawa payung jangan lupa.
Perputakaan buka
dari pagi sampai jam 9 malam, fasilitas internet full di dalam. Nyaman luar
biasa. Kantin tersebar disetiap gedung2 dan tertata rapi, hari sabtu libur
(layaknya PNS), rektorat lantai 6, (yang ini pake escalator ding), ada musola
dimana2, masjid Al-Hurriyah lantai 3… lantai dasara khusus tempat wudhu, lantai
2 tempat pria, lantai 3 tempat wanita. De el el…. Itu perkenalan ku selama 2
hari (meskin dulu aku juga sudah pernah di sini selama 5 hari).
Allah masih
mengumpulkanku dengan orang-orang yang luar biasa, inilah gambaran kos ku. Jln.
Batu Hulung, Puri Hapsara, 1B, Kelurahan Ciputih, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor (Kali aja ada yang mau ngirim surat sm foto). Jaraknya 7 menit naik
angkot dari kos ke kampus (Kalau nggak macet)… Bogor kota hujan.. ya ya ya
Hujan angkot. Kamar ku di lantai dasar.. tapi perlu kalian tahu, dari semua
sisi rumah kos ini, yang paling aku suka adalah kamar mandi. Karena ketika aku
pulang dari kampus dengan penat sepenat penatnya karena naik angkot, macet, dan
jalan kaki dari gerbang utama atau dari Bara ke dalam kampus… sampai rumah aku
langsung masuk kamar mandi dan terduduk disana sambil menghidupkan shower…..
kepala ini rasanya adem dengan rintikan air yang berlahan2 menghapus penat,
keringat dan panas seharian. Aku juga mengenal mereka orang2 baru dikos ku,
hmmm ada yang udah aku anggap emak sendiri yaitu si Bibi, pembantu di Kos ku.
Seneng deh sharing sama beliau saat masak. Karena beliau yang selalu mencuci
baju, menyapu seluruh rumah, membuang sampah yang aku taruh di depan kamar ku,
yang gosokin baju, angkatin jemuran, menutup rapat pintu rumah saat kami semua
sudah tertidur lelap dikamar masing2. (Bibi punya anak 4, kayaknya ada yang
laki2 deh heheheh, eh, Astagfirullah).
Seperti saat aku
katakan di awal. Yang paling menarik hatiku adalah masjid yang berbunyi 1 jam
sebelum adzan, atau ketika adzan sang muadzim berkoar2 “Assalamu’alaykum, Bapak2, ibu2, adik2 mahasiswa, beberapa menit lagi
adzan, ayo ambil wudhu dan kita sholat bersama2”. Bayangkan kawan, setiap
sholat lima waktu. Ada dua masjid didekat kos ku. Yang satu masjid LDII, agak
gimana gitu, takutnya kalau sholat disana pasti bekas duduk kita dipel..
hehehehe….. Bogor “Tegar Beriman”.
Ah, kawan.
Dengan semua ini. Aku lebih sering menyendiri didalam kamar untuk hanya sekedar
mendengarkan music, baca buku, buka Laptop dan FB an untuk melihat kalian disana,
tilawah, bengong atau nangis (kalau sehari aja nggak ditelpon Bapak) dari pada
harus naik kelantai dua nonton TV bareng anak2 yg lain. Aku rindu kalian.
Tujuanku disini bukan memaksa kalian untuk lanjut S2, tapi lebih memaksa kalian
untuk finish-kan studi kalian tahun ini juga. Dari kalian ada yang mau kerja,
nikah, lanjut… itu semua hal yang wajar. Tapi kurangi beban kalian satu dulu,
skripsi, kudu wisuda tahun ini. Ok ok ok ok ok ok. Yang mau ujian cepet ujian,
yang belum seminar lekas seminar, yang masih enggan dengan persekongkolan
skripsi mudah2han Allah mau ngasih belas kasihan deh J. Jangan sampai aku duluan yang
lulus, karena Buku bimbingan tesis sudah ada ditanganku, panduan penulisan
tesis, serta kartu seminar juga sudah ada ditanganku. Kejar masa studi sob,
kalau lewat 2 tahun aku akan kena DO. Na’udzubillah, jangan kali yac.
Santai Sob,
semuanya ada jalannya. Otomatis masing2, tapi apa salahnya berusaha bersama2…
Rindu ini aku layangkan dari Ciputih,
Dramaga Bogor ke Mendalo Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar