Beranda Cand

Minggu, 12 Februari 2012

Pertama di Bogor


 
Kisah ini aku tulis disaat Speaker Masjid Ciputih melantunkan sholawat menjelang adzan magrib tiba. Uniknya, ada sholawat yang digubah kedalam bahasa Sunda, sama sekali aku tidak mengeti artinya. Jika yang disebut Allah dan Muhammad aku merasa tenang, meski kosakata yang lain aku tidak paham sama sekali.
Inilah kisah ku, kawan. Aku ingin semangat ini menular kepada kalian, dan aku berharap kalian punya ambisi untuk cepat menyelesaikan studi kalian di Universitas Jambi. Karena aku sayang kalian.
Setelah lulus SMA, aku bicara gamang dengan Bapakku tercinta. “Pak, sudah UAN ini aku tidak mau lagi lihat buku” Kataku kepada Bapakku saat subuh nan dingin itu masih enggan menggerakkan badan menuju sumber air untuk mengambil air wudhu. “Wes, tho dang sholat subuh disik kono, selak kawanen, digugah angel eram tenan” Bapakku malah tidak merespon uneg-uneg ku. Setelah selesai sholat, dengan tanpa ba bi bu aku serobot teh hangat di tangan Bapakku. “La wes Bapak buatin sendiri teh nya kok malah punya Bapak di ambil” Tegur Bapak, tapi aku tetap meminumnya sampai habis. Kemudian Bapak berkata “Kalau kamu ndak mau kuliah, trus mau ngapain?”. “Aku mau istirahat Pak, aku bosen belajar terus”. Kataku dengan muka manyun. “Istirahat tu di Kuburan, nduk” Kata Bapak sambil tersenyum dan bersiap-siap dengan seember dedak untuk sarapan Enthok dan Ayam peliharaan Bapak.
Kau tahu kawan, Bapak tetap memaksa aku masuk kuliah dimanapun yang aku mau. Waktu itu aku mendaftar di Universitas Jambi (Pertanian) dan Kebidanan. Kedua-duanya aku lulus, tapi yang aku ambil Universitas Jambi. Banyak sekali tetangga ku yang senewen dengan Fakultas yang aku ambil. Tapi aku tidak perduli. Aku hanya tersenyum pada Bapak “Pak, kalau pun aku memang harus kulian, aku maunya di Pertanian, UNJA” Bapakpun ikut tersenyum.
Awalnya tidak ada niat kawan, ya aku tidak punya niat sama sekali, tujuan kekampus hanya disuruh orang tua. Kekampus hanya main-main. Mungkin dari kalian ada yang masih ingat saat semester awal aku sering hilang dari kelas. Aku tidak benar-benar sakit kawan. Aku hanya muak dengan buku. Tapi ketika menerima KHS semester I, aku jadi herannnnn heran sekali.
Beberapa tahun lamanya di kampus Pinang Masak, aku menemukan masa-masa terakhir, dulu sering aku sebut dengan masa-masa kritis dan aku ingin berhenti kuliah pada saat itu juga. Yaitu masa dimana aku mulai berkutat dengan skripsi. Disanalah ada senyum, ada tawa, ada tangis, ada marah, ada kesal, ada emosi dan masih banyak lagi. BOHONG namanya kalau seorang mahasiswa tidak pernah merasakan Stress karena skripsi, DUSTA namanya kalau seorang mahasiswa tidak pernah memikirkan skripsi. Karena skripsi adalah bagian dari ujian kesabaran dan keihklasan hidup. Mungkin kita berfikir, “Apasih gunanya skripsi? Nggak mudeng isinya pun”. Tapi kawan, cobalah merenung sejenak, ada atau tidak guna dari skripsi yang kita buat, please Enjoy with it. Lama-lama engkau akan semakin pusing dan tambah pusing. Nah, disitulah letak kenikmatannya.
Dan kalian tentu tahu, aku bukanlah mahasiswa yang pintar dengan segudang piagam serta prestasi atau IPK Cumlaude. Tapi aku, kau tau kawan : Aku menemukan niat ku kuliah saat nyawa skripsiku di ujung tanduk, saat itu selesai seminar dan aku di bantai habis2san. Aku menangis tersedu2. Dan disitulah aku MARAH pada diriku sendiri. “Seandainya aku serius dari awal, pasti Allah akan menolongku” Bathin ku terisak. Dan saat itulah aku berazzam. “Duhai diri dan hati yang sudah kotor ini, untuk berniat baik itu tidak ada kata terlambat, jika kau tidak bisa pada masa S1, bukankah masih ada masa S2, dan S3, Pasti Allah bersama niat baikmu, dan tentu ingat lah semangat Bapak mu untuk pendidikanmu, karena bapak hanya SD saja itupun nggak lulus. Jangan buat dia kecewa”. Disitulah semangat menggebu2 muncul, disaat keterpurukan hati dan pikiran bercampur menjadi adonan kekesalan. Dan tentunya Allah meng-Ijabah Doa dan permohonanku.
Kawan, Beberapa waktu yang lalu setelah wisuda S1 ku. Aku pulang kampung dan ngobrol dengan Bapakku tersayang. “Waktu wisudamu nduk, Bapak Nangis di atas” kata Bapak sambil menikmati sebatang rokoknya. “Kok Bisa Pak?” tanyaku penasaran. “Bapak Bangga sama kamu, tapi bapak juga bingung. Dari ribuan manusia yang diwisuda kemaren. Lha mengko koe dadi opo nduk?” Tanya Bapakku. Aku tersenyum dan berkata “Bapak yang awalnya nyuruh aku kuliah kan?, dan aku ingin kuliah lagi. Seperti dulu waktu aku masih kecil, bapak sering ngajak aku jalan ke Monas, ke Kebun binatang, hal itupun menular pada ku pak, aku suka pergi2. Tanyakan padaku apakah aku betah dijambi? Ya aku betah di Jambi, tapi aku ingin daerah yang baru. Aku telah menjelajah dari Barat sampai Timur Indonesia, karena itu yang mulai dan yang ngajarin Bapak kok”. Terkesan egois, aku kira bapak akan marah tapi malah dia tersenyum. “Jadi arep kuliah meneh tho? Neng ngendi rencanane?”. “IPB pak, Bogor”. Optimis banget. Bapak sempat berkerut keningnya, saat itu yang terfikirkan olehnya “Sama siapa anakku disana?, ada kawannya apa nggak? Tahu nggak bogor tu dimana? De el el”. Tapi dia tetap mengabulkannya. Dengan sedikit repetan orang tua, wajar kawan.
Dan akhirnya, disinilah semuanya dimulai kawan…… aku datang dari sudut Desa Belanti Jaya. Aku datang dari daerah yang baru satu bulan di aliri PLN, aku datang dari sisi daerah yang jika mau nelfon atau SMS harus kedaerah yang lebih tinggi, aku datang dari hamparan sawit. Aku ingin kalian bersamaku saat ini, seperti masa2 S1 dulu. Menyenangkan kawan, Mungkin.
FEMA, itu fakultasku sekarang. Hanya satu bulan aku menanggalkan gelar mahasiswaku, di kini aku menyandangnya lagi, banyak yang heran disini, aku paling muda lulusannya, baru Desember kemaren wisuda (Nekaddd). Jurusan KMP, pilihan exact. Sebenarnya aku belum sepenuhnya mengenal gedung fakultas baruku, tapi sedikit akan aku ceritakan disini, agar kalian mengikutiku. Dan kita sama-sama disini. Yang aku khayalkan kita foto bareng di depan gedung Andi Hakim Nasoetion bareng anak2 alumni PKP unja dan yang lain. Setelah itu kita balik lagi mengabdi di Jambi.
FEMA berlantaikan 6, kalau naik pake tangga manual. Mungkin aku akan semakin kurus disini kawan.
·         FEMA : Fakultas Ekologi Manusia
·         KMP : Komunikasi Pembangunan dan Pertanian (nggak nyambung ya, tapi emang kayak gitu singkatannya)
Dan kalian masih bisa memilih PS yang kalian ingin masuk kemana saja, tidak hanya IPB kawan, Ada UI, UGM, UNPAD de el el yang siap menunggu kedatangan kalian. Yang bisa aku gambarkan dari kampus di Dramaga ini, LUAS. Butuh waktu berminggu2 untuk menghafal isi dalam kampus. Aku dan Dwi Nurul sering nyasar. Masih muda, masih proses. Tapi enjoy it. Meski kaki gempor. Hmmm, bawa payung jangan lupa.
Perputakaan buka dari pagi sampai jam 9 malam, fasilitas internet full di dalam. Nyaman luar biasa. Kantin tersebar disetiap gedung2 dan tertata rapi, hari sabtu libur (layaknya PNS), rektorat lantai 6, (yang ini pake escalator ding), ada musola dimana2, masjid Al-Hurriyah lantai 3… lantai dasara khusus tempat wudhu, lantai 2 tempat pria, lantai 3 tempat wanita. De el el…. Itu perkenalan ku selama 2 hari (meskin dulu aku juga sudah pernah di sini selama 5 hari).
Allah masih mengumpulkanku dengan orang-orang yang luar biasa, inilah gambaran kos ku. Jln. Batu Hulung, Puri Hapsara, 1B, Kelurahan Ciputih, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor (Kali aja ada yang mau ngirim surat sm foto). Jaraknya 7 menit naik angkot dari kos ke kampus (Kalau nggak macet)… Bogor kota hujan.. ya ya ya Hujan angkot. Kamar ku di lantai dasar.. tapi perlu kalian tahu, dari semua sisi rumah kos ini, yang paling aku suka adalah kamar mandi. Karena ketika aku pulang dari kampus dengan penat sepenat penatnya karena naik angkot, macet, dan jalan kaki dari gerbang utama atau dari Bara ke dalam kampus… sampai rumah aku langsung masuk kamar mandi dan terduduk disana sambil menghidupkan shower….. kepala ini rasanya adem dengan rintikan air yang berlahan2 menghapus penat, keringat dan panas seharian. Aku juga mengenal mereka orang2 baru dikos ku, hmmm ada yang udah aku anggap emak sendiri yaitu si Bibi, pembantu di Kos ku. Seneng deh sharing sama beliau saat masak. Karena beliau yang selalu mencuci baju, menyapu seluruh rumah, membuang sampah yang aku taruh di depan kamar ku, yang gosokin baju, angkatin jemuran, menutup rapat pintu rumah saat kami semua sudah tertidur lelap dikamar masing2. (Bibi punya anak 4, kayaknya ada yang laki2 deh heheheh, eh, Astagfirullah).
Seperti saat aku katakan di awal. Yang paling menarik hatiku adalah masjid yang berbunyi 1 jam sebelum adzan, atau ketika adzan sang muadzim berkoar2 “Assalamu’alaykum, Bapak2, ibu2, adik2 mahasiswa, beberapa menit lagi adzan, ayo ambil wudhu dan kita sholat bersama2”. Bayangkan kawan, setiap sholat lima waktu. Ada dua masjid didekat kos ku. Yang satu masjid LDII, agak gimana gitu, takutnya kalau sholat disana pasti bekas duduk kita dipel.. hehehehe….. Bogor “Tegar Beriman”.
Ah, kawan. Dengan semua ini. Aku lebih sering menyendiri didalam kamar untuk hanya sekedar mendengarkan music, baca buku, buka Laptop dan FB an untuk melihat kalian disana, tilawah, bengong atau nangis (kalau sehari aja nggak ditelpon Bapak) dari pada harus naik kelantai dua nonton TV bareng anak2 yg lain. Aku rindu kalian. Tujuanku disini bukan memaksa kalian untuk lanjut S2, tapi lebih memaksa kalian untuk finish-kan studi kalian tahun ini juga. Dari kalian ada yang mau kerja, nikah, lanjut… itu semua hal yang wajar. Tapi kurangi beban kalian satu dulu, skripsi, kudu wisuda tahun ini. Ok ok ok ok ok ok. Yang mau ujian cepet ujian, yang belum seminar lekas seminar, yang masih enggan dengan persekongkolan skripsi mudah2han Allah mau ngasih belas kasihan deh J. Jangan sampai aku duluan yang lulus, karena Buku bimbingan tesis sudah ada ditanganku, panduan penulisan tesis, serta kartu seminar juga sudah ada ditanganku. Kejar masa studi sob, kalau lewat 2 tahun aku akan kena DO. Na’udzubillah, jangan kali yac.
Santai Sob, semuanya ada jalannya. Otomatis masing2, tapi apa salahnya berusaha bersama2…
Rindu ini aku layangkan dari Ciputih, Dramaga Bogor ke Mendalo Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar