Oleh : Siti
Kurniasih
Sumber : -
Al-Qur’anul Karim,
-
Pengalaman
pribadi
-
Mendengarkan
Tausyah Ust. Prof. Dr. K.H. Didin Hafhidudin, MS. Di Aula Al-Hurriyyah.
Waktu kecil,
masih sangat jelas terngiang nasehat atau semacam gertakan dari orang tua
tentang bahaya setan, “Awas nak, jangan
keluar magrib-magrib. Nanti ada setan kelayapan”. Kira-kira seperti itulah
yang sering kita dengar dan sampai saat ini masih familiar sekali ditelinga
kita masing-masing. Dan kita terutama saya sangat takut sekali dengan momok
setan itu sendiri. Tentu saja ada benarnya, setan (Syaiton) saling menabrakkan
diri (lari) ketika magrib datang. Apa yang mereka takutkan? Suara Adzan. Dan
setan paling membenci orang yang sedang adzan (Muadzim).
Syaitan
adalah musuh utama bagi manusia, ia akan menggoda manusia dari sisi manapun,
celah sesempit apapun dan lubang sekecil apapun, ia akan selalu menggoda
manusia. Karena mereka tidak akan puas sebelum menjerumuskan manusia pada
perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Dalam firman Allah SWT telah sangat
jelas bahwa : “… Sesungguhnya setan itu
musuh yang nyata bagimu” (02:208).
Setiap
manusia sejatinya tidak ada yang luput dari godaan setan yang terkutuk itu.
Mulai dari hal-hal yang kecil hingga suatu kebanggaan bagi setan jika bisa
menyesatkan manusia, hal ini bisa disebut hal yang besar (Prestasi). Tujuan
setan adalah mengkafirkan manusia. Bukankah sangat jelas ketika membaca kembali
sirah Nabi Adam dan Siti Hawa. Ketika Jin harus diusir dari Syurganya Allah
SWT, Jin bersumpah akan selalu mengikuti manusia beserta anak cucunya hingga
hari kiamat nanti dan berusaha dengan mati-matian untuk menyesatkannya.
Sebenarnya, ada
yang perlu kita contoh dari sifat setan ini. Sifat yang mana kira-kira yang
perlu kita contoh tersebut? Yaitu “Usaha Keras/tidak mudah putus asa”. Itulah
yang harus kita contoh, dan yang pasti aplikasi dari sifat tersebut adalah
berbeda dengan setan itu sendiri. Setan itu tidak pernah menyerah dan tidak
mudah putus asa. Dimana ada kesempatan untuk menjerumuskan umat manusia,
disitulah setan akan berbondong-bondong menyebarkan bisikan mautnya. Tidak
hanya menunggu kesempatan, bahkan setan sendiri membuat kesempatan itu.
Berikut ini
saya ceritakan sedikit kisah seorang Rahim, pemimpin dari sebuah Pondok
Pesantren yang santrinya hanya laki-laki (Ikhwan) semua. Di dalam Pesantren
sangat dijaga sekali peraturannya, semua sesuai dengan syariat islam. Aktivitas-
aktivitasnya hanya beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Pesantren
tersebut juga melarang adanya perempuan (Akhwat) yang masuk meski hanya
sebentar saja. Semua di jaga ketat, pintu-pintu setan ditutup rapat-rapat. Saya
jadi mengingat kembali tentang lagu yang pernah dibawakan oleh grup Band
Indonesia dengan liriknya “Wanita racun
dunia”. Secara logika masuk akal karena “Kelemahan utama laki-laki ada pada perempuan, dan sebaliknya”. Hal
itu dulu juga pernah saya katakan kepada teman saya kebetulan dia laki-laki
yang satu universitas dengan saya, dan dia memahami dan menyadarinya (*ini
cerita berbeda).
Tentu saja
untuk menghindari godaan setan yang terkutuk tersebut, seorang manusia harus
menyertai kehidupannya dengan aktivitas-aktivitas sesuai dengan syariat Islam
itu sendiri. Dan masuk kedalam Islam secara menyeluruh tanpa ragu sedikirpun
kepada Islam. Karena Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil Alamin. Dalam
Al-Qur’an telah diterangkan bahwa “ Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu
kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
setan. …” (02:208).
Balik kekisah
si Rahim. Begitu ketat celah-celah setan ditutup, hingga setan kehilangan akal
untuk memasuki daerah si Rahim. Namun
apakah setan dengan mudah menyerah begitu saja? Sekali lagi, tidak. Seperti
yang sudah saya jelaskan diatas. Setan memang dating jika ada kesempatan, namun
jika tidak ada kesempatan setanpun membuat kesempatan sendiri. Setan mulai
membisikkan nyanyian-nyanyian klasiknya kepada si Rahim dengan menggunakan
metode apapun. “Wahai Rahim, apakah iya
pesantren ini tidak boleh ada satupun perempuan yang masuk? Kamu kan bisa
menggunakan jasa perempuan untuk membersihakan atau memasak untuk para
santrimu, jangan terlalu menjauhi perempuan, karena sejatinya perempuan memang
dibutuhkan oleh laki-laki”. Demikian kiranya bisikan setan yang dehembuskan
ketelinga sang Rahim. Secara logika memang benar apa yang dikatakan setan.
Lelaki itu makhluk yang berantakan, maka dengan adanya perempuan kehidupan
manusia sejatinya menjadi rapi. Namun kali ini si Rahim tak perduli dengan
godaan setan tersebut. Karena dia masih dilindungi oleh Allah SWT. Namun,
ketika Allah menyayangi hamba-Nya, tentu Ia akan menguji tingkat keimanan dan
ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Pada suatu
kesempatan ada seorang Ikhwan mendapatkan panggilan jihad yang jauh sekali
tempatnya. Sang Ikhwan memiliki seorang adik perempuan dan dia bingung untuk
menitipkan adiknya tersebut kepada siapa. Karena sudah tidak memiliki saudara
sama sekali. Lalu diputuskannya untuk menitipkan adiknya di pesantren Si Rahim.
Kedatangan sang Ikhwan dengan maksud tersebut menimbulkan pertentangan dan
perdebatan sengit antara Si Rahim dan Si Ikhwan serta beberapa orang santri.
Dengan penjelasan sesuai syariat islam, Si Rahim menolak maksud si ikhwan
tersebut. Padahal si Ikhwan tidak tahu lagi harus menitipka adik perempuannya
kepada siapa lagi, dan merasa selama ia pergi nanti hanya pesantren inilah yang
aman untuk adiknya.
Hmmmm,
rupanya setan mulai tersenyum disini. Setan membuat kesempatan untuk
menyesatkan si Rahim dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Ia membisikkan “ Wahai Rahim, tidakkah engkau merasa kasihan
terhadap saudaramu sendiri, dia akan pergi berjihad dan itu tugas yang mulia
bukan?. Ia hanya menitipkan adiknya saja. Jika kau takut adiknya akan
mempengaruhi dirimu dan santri-santri yang lain, tempatkan dia pada tempat
tersendiri, buat peraturan tidak ada yang boleh bercakap-cakap dengan perempuan
itu, dan jikalaupun bertemu segera menyingkir secepatnya atau ia terkena
hukuman” demikian halus sang setan menyihir pikiran Si Rahim. Apa yang
terjadi, akhirnya Si Rahim menerima permintaan si Ikhwan.
Ia
menempatkan perempuan itu pada suatu tempat yang jauh dari dia sendiri maupun
santrinya. Ketahuilah, ketika saya mendengarkan tausyah dari Ust. Didin, saya
merinding bukan kepalang. Begitu mahir setan mengelabuhi kita, begitu cerdik
dengan cara-caranya yang anggun menjebloskan manusia kelembah kenistaan. Hampir
saya menangis, tapi saya harus tetap focus pada kisah selanjutnya. Faktanya,
setan mulai menegakkan dagunya, karena berhasil menghembuskan bisikan mautnya
kepada si Rahim, yang terkenal dengan Kyai yang dihormati dan disegani oleh
santri-santrinya dan para kyai yang lainnya. Apa yang diperintahkan oleh si Rahim
pasti akan dituruti oleh semua santrinya.
Setan
tersenyum puas, namun nyatanya ia tak kunjung puas. Setelah berhasil memasukkan
seorang perempuan kedalam pesantrennya, kini setan membisikkan hal-hal yang
luar biasa kedalam pikiran si Rahim “Wahai
Rahim, tidakkan perempuan itu hanya akan sia-sia jika tidak engkau dekati.
Sebentar saja Rahim, ajak dia bicara. Bukankah itu zholim namanya mengasingkan
seorang perempuan seislam padahal kalian bersaudara. Hanya bercakap-cakap saja
Rahim, sebentar”. Halus dan lembut bisikkan setan itu masuk kedalam pikiran
si Rahim, dan iapun mulai terpengaruh karenanya. Tidak ada yang lebih menggoda
seorang lelaki, kecuali perempuan (Baca lagi kisah Nabi Adam).
Kemudian
beberapa kesempatan si Rahim mulai berbicara berdua dengan perempuan itu. Tanpa
diketahui oleh santri atau kyai nya yang lain. Dan kini setan menyeringai puas,
tapi masih kurang puas. “Wahai rahim,
tidak ada seorangpun yang tahu jika kau berzina dengan perempuan itu,
sayangkan. Kalau dilewatkan begitu saja?”. Tampaknya kini setan menyeringai
dan tertawa terbahak-bahak karena benar saja Si Rahim dan Perempuan itu
melakukan hal yang sangat di laknat oleh Allah SWT. Hingga mengakibatkan
perempuan itu hamil tanpa ada yang tahu.
Ketika tahu
perempuan itu hamil, si Rahim kalang kabut. Tidak tahu harus bagaimana. Ia
seorang pemimpin pesantren, akan bahaya jika sampai ada yang tahu apa yang
sudah ia dan perempuan itu lakukan hingga perempuan itu hamil. Mengakuinya?
Sama saja dengan bunuh diri. Lalu setan dating dengan muka yang berbinar-binar
menawarkan bantuan. “Bunuh saja dia
Rahim, lalu katakana pada yang lain kalau dia mati karena sakit”. Benar
saja si Rahim membunuh perempuan itu dan mengabarkan kepada santrinya bahwa
perempuan itu mati karena sakit. Santri yang taat pada Kyai nya itu menuruti
saja apa yang diperintahkan pimpinannya, untuk menguburkan perempuan itu
selayaknya, tanpa menaruh curiga apapun.
Untuk
sementara setan memberi jeda pada si Rahim untuk bisa beristirahat atas
kepenatan yang telah ia perbuat itu. Kini ia tak lagi seperti Rahim yang dulu,
kini dosa nya telah bertumpuk-tumpuk. Namun, setan rupanya terlalu baik kalau
berlama-lama membiarkan si Rahim tenang dan misi utamanya untuk mengkafirkan si
Rahim belum selesai. Beberapa hari kemudian kakak perempuan itu pulang dari
jihad dengan kemenangan, ia menanyakan adiknya. Namun yang di tunjukkan si
Rahim hanyalah batu nisan adiknya. Ia menceritakan kematian adiknya karena
sakit. Untuk sementara si Ikhwan percaya tanpa menaruh curiga apapun.
Setan adalah
setan, ia harus menyelasikan misinya untuk mengkafirkan si Rahim. Di tengah
tidurnya yang lelap si Ikhwan bermimpi tentang adiknya serta apa-apa saja yang
terjadi dengan adiknya. Ini adalah mimpi yang telah direncanakan setan
tersebut. Kini si Ikhwan mulai menaruh curiga dan mendatangi pesantren si Rahim
serta meminta untuk menggali kembali makam adiknya. Setelah makam dibongkar dan
mayat adiknya diperiksa (Bahasanya di otopsi).
Terang saja
kini public mengetahui kalau pemimpin pesantren telah berbuat Zina dan wajid
dijatuhi hukuman yang sangat berat. Dan kini si Rahim disalib di tengah-tengah
lapangan sebagai hukumannya. Apakah setan merasa kasihan dengan apa yang
menimpa si Rahim? Tentu saja tidak. Malahan setan semakin terkakak lebar karena
misi nya hampir berhasil. Tinggal terakhir lagi apa yang harus ia lakukan.
Disaat si Rahim mengerang kesakitan luar biasa karena disalib ditiang yang
sangat tinggi dan tinggal menunggu ajal saja, setan mendekatinya “Wahai rahim, maukah kau menerima
pertolonganku? Keluarlah dari agama islam dan akan kubukankan ikatan ini dan
ikutlah bersamaku, maka kau akan hidup medampingi perjalananku dengan aman”.
Sejujurnya ketika Ust. Didin berceritera saya tidak terpikirkan Rahim akan
murtad, tapi pikiran saya salah. Si Rahim mengiyakan ajakan setan, karena ia
berharap bebas dari tiang salib. Dan dia akhirnya murtad dari agama islam
selama-lamanya. Apakah setan benar-benar menolongnya dengan membuka ikatannya?
Tentu saja tidak. Si Rahim akhirnya mati dengan kemurtaddannya. Na’uzdubillah……….
Pelajaran
penting yang saya ambil untuk kehidupan saya sehari-hari. Yang saya yakini iman
saya masih amatlah dangkal dan keruh. Namun terkadang dengan sombong dan
egoisnya tanpa perduli apapun masih saja bermaksiat kepada Allah SWT. Jelas
saja setan pasti tertawa jika saya mengulur-ulur waktu sholat, membaca
Al-Qur’an dengan malas-malasan. Tentu setan akan tertawa licik sekali
menyaksikan saya. Dan saya tahu betul setan tidak akan pernah menjauhi saya.
Karena itu suatu pembelajaran dan hikmah dasyat yang kita dapatkan dari kisah
diatas.
Melaksanakan
semua aktivitas sesuai dengan syariat islam, dengan hanya Rabb semesta alam
yang menjadi tujuan kita. InsyaAllah kita akan aman. Sesuai dengan firman Allah
dalam Al-Qur’an “ Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya
setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya
tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya
tidak ada seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar
itu) selama-lamnya, tetapi Allah membersihkan
siapa yang dikendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
(24:21).
Untuk itu
orang yang akan mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT adalah orang-orang
yang telah disebutkan dalam AL-Qur’an “ Dan
orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan
mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh
Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Barulah setan
tidak akan mampu tersenyum selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar