Beranda Cand

Sabtu, 03 Maret 2012

Kajian Rabuan Edisi : Pertama di Bogor


Oleh : Siti Kurniasih
Sumber : -  Al-Qur’anul Karim,
-          Pengalaman pribadi
-          Mendengarkan Tausyah Ust. Prof. Dr. K.H. Didin Hafhidudin, MS. Di Aula Al-Hurriyyah.

Waktu kecil, masih sangat jelas terngiang nasehat atau semacam gertakan dari orang tua tentang bahaya setan, “Awas nak, jangan keluar magrib-magrib. Nanti ada setan kelayapan”. Kira-kira seperti itulah yang sering kita dengar dan sampai saat ini masih familiar sekali ditelinga kita masing-masing. Dan kita terutama saya sangat takut sekali dengan momok setan itu sendiri. Tentu saja ada benarnya, setan (Syaiton) saling menabrakkan diri (lari) ketika magrib datang. Apa yang mereka takutkan? Suara Adzan. Dan setan paling membenci orang yang sedang adzan (Muadzim).
Syaitan adalah musuh utama bagi manusia, ia akan menggoda manusia dari sisi manapun, celah sesempit apapun dan lubang sekecil apapun, ia akan selalu menggoda manusia. Karena mereka tidak akan puas sebelum menjerumuskan manusia pada perbuatan yang dibenci oleh Allah SWT. Dalam firman Allah SWT telah sangat jelas bahwa : “… Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu” (02:208).
Setiap manusia sejatinya tidak ada yang luput dari godaan setan yang terkutuk itu. Mulai dari hal-hal yang kecil hingga suatu kebanggaan bagi setan jika bisa menyesatkan manusia, hal ini bisa disebut hal yang besar (Prestasi). Tujuan setan adalah mengkafirkan manusia. Bukankah sangat jelas ketika membaca kembali sirah Nabi Adam dan Siti Hawa. Ketika Jin harus diusir dari Syurganya Allah SWT, Jin bersumpah akan selalu mengikuti manusia beserta anak cucunya hingga hari kiamat nanti dan berusaha dengan mati-matian untuk menyesatkannya.
Sebenarnya, ada yang perlu kita contoh dari sifat setan ini. Sifat yang mana kira-kira yang perlu kita contoh tersebut? Yaitu “Usaha Keras/tidak mudah putus asa”. Itulah yang harus kita contoh, dan yang pasti aplikasi dari sifat tersebut adalah berbeda dengan setan itu sendiri. Setan itu tidak pernah menyerah dan tidak mudah putus asa. Dimana ada kesempatan untuk menjerumuskan umat manusia, disitulah setan akan berbondong-bondong menyebarkan bisikan mautnya. Tidak hanya menunggu kesempatan, bahkan setan sendiri membuat kesempatan itu.
Berikut ini saya ceritakan sedikit kisah seorang Rahim, pemimpin dari sebuah Pondok Pesantren yang santrinya hanya laki-laki (Ikhwan) semua. Di dalam Pesantren sangat dijaga sekali peraturannya, semua sesuai dengan syariat islam. Aktivitas- aktivitasnya hanya beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Pesantren tersebut juga melarang adanya perempuan (Akhwat) yang masuk meski hanya sebentar saja. Semua di jaga ketat, pintu-pintu setan ditutup rapat-rapat. Saya jadi mengingat kembali tentang lagu yang pernah dibawakan oleh grup Band Indonesia dengan liriknya “Wanita racun dunia”. Secara logika masuk akal karena “Kelemahan utama laki-laki ada pada perempuan, dan sebaliknya”. Hal itu dulu juga pernah saya katakan kepada teman saya kebetulan dia laki-laki yang satu universitas dengan saya, dan dia memahami dan menyadarinya (*ini cerita berbeda).
Tentu saja untuk menghindari godaan setan yang terkutuk tersebut, seorang manusia harus menyertai kehidupannya dengan aktivitas-aktivitas sesuai dengan syariat Islam itu sendiri. Dan masuk kedalam Islam secara menyeluruh tanpa ragu sedikirpun kepada Islam. Karena Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil Alamin. Dalam Al-Qur’an telah diterangkan bahwa “ Hai orang-orang yang beriman,  masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. …” (02:208).
Balik kekisah si Rahim. Begitu ketat celah-celah setan ditutup, hingga setan kehilangan akal untuk memasuki daerah si Rahim. Namun apakah setan dengan mudah menyerah begitu saja? Sekali lagi, tidak. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Setan memang dating jika ada kesempatan, namun jika tidak ada kesempatan setanpun membuat kesempatan sendiri. Setan mulai membisikkan nyanyian-nyanyian klasiknya kepada si Rahim dengan menggunakan metode apapun. “Wahai Rahim, apakah iya pesantren ini tidak boleh ada satupun perempuan yang masuk? Kamu kan bisa menggunakan jasa perempuan untuk membersihakan atau memasak untuk para santrimu, jangan terlalu menjauhi perempuan, karena sejatinya perempuan memang dibutuhkan oleh laki-laki”. Demikian kiranya bisikan setan yang dehembuskan ketelinga sang Rahim. Secara logika memang benar apa yang dikatakan setan. Lelaki itu makhluk yang berantakan, maka dengan adanya perempuan kehidupan manusia sejatinya menjadi rapi. Namun kali ini si Rahim tak perduli dengan godaan setan tersebut. Karena dia masih dilindungi oleh Allah SWT. Namun, ketika Allah menyayangi hamba-Nya, tentu Ia akan menguji tingkat keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Pada suatu kesempatan ada seorang Ikhwan mendapatkan panggilan jihad yang jauh sekali tempatnya. Sang Ikhwan memiliki seorang adik perempuan dan dia bingung untuk menitipkan adiknya tersebut kepada siapa. Karena sudah tidak memiliki saudara sama sekali. Lalu diputuskannya untuk menitipkan adiknya di pesantren Si Rahim. Kedatangan sang Ikhwan dengan maksud tersebut menimbulkan pertentangan dan perdebatan sengit antara Si Rahim dan Si Ikhwan serta beberapa orang santri. Dengan penjelasan sesuai syariat islam, Si Rahim menolak maksud si ikhwan tersebut. Padahal si Ikhwan tidak tahu lagi harus menitipka adik perempuannya kepada siapa lagi, dan merasa selama ia pergi nanti hanya pesantren inilah yang aman untuk adiknya.
Hmmmm, rupanya setan mulai tersenyum disini. Setan membuat kesempatan untuk menyesatkan si Rahim dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. Ia membisikkan “ Wahai Rahim, tidakkah engkau merasa kasihan terhadap saudaramu sendiri, dia akan pergi berjihad dan itu tugas yang mulia bukan?. Ia hanya menitipkan adiknya saja. Jika kau takut adiknya akan mempengaruhi dirimu dan santri-santri yang lain, tempatkan dia pada tempat tersendiri, buat peraturan tidak ada yang boleh bercakap-cakap dengan perempuan itu, dan jikalaupun bertemu segera menyingkir secepatnya atau ia terkena hukuman” demikian halus sang setan menyihir pikiran Si Rahim. Apa yang terjadi, akhirnya Si Rahim menerima permintaan si Ikhwan.
Ia menempatkan perempuan itu pada suatu tempat yang jauh dari dia sendiri maupun santrinya. Ketahuilah, ketika saya mendengarkan tausyah dari Ust. Didin, saya merinding bukan kepalang. Begitu mahir setan mengelabuhi kita, begitu cerdik dengan cara-caranya yang anggun menjebloskan manusia kelembah kenistaan. Hampir saya menangis, tapi saya harus tetap focus pada kisah selanjutnya. Faktanya, setan mulai menegakkan dagunya, karena berhasil menghembuskan bisikan mautnya kepada si Rahim, yang terkenal dengan Kyai yang dihormati dan disegani oleh santri-santrinya dan para kyai yang lainnya. Apa yang diperintahkan oleh si Rahim pasti akan dituruti oleh semua santrinya.
Setan tersenyum puas, namun nyatanya ia tak kunjung puas. Setelah berhasil memasukkan seorang perempuan kedalam pesantrennya, kini setan membisikkan hal-hal yang luar biasa kedalam pikiran si Rahim “Wahai Rahim, tidakkan perempuan itu hanya akan sia-sia jika tidak engkau dekati. Sebentar saja Rahim, ajak dia bicara. Bukankah itu zholim namanya mengasingkan seorang perempuan seislam padahal kalian bersaudara. Hanya bercakap-cakap saja Rahim, sebentar”. Halus dan lembut bisikkan setan itu masuk kedalam pikiran si Rahim, dan iapun mulai terpengaruh karenanya. Tidak ada yang lebih menggoda seorang lelaki, kecuali perempuan (Baca lagi kisah Nabi Adam).
Kemudian beberapa kesempatan si Rahim mulai berbicara berdua dengan perempuan itu. Tanpa diketahui oleh santri atau kyai nya yang lain. Dan kini setan menyeringai puas, tapi masih kurang puas. “Wahai rahim, tidak ada seorangpun yang tahu jika kau berzina dengan perempuan itu, sayangkan. Kalau dilewatkan begitu saja?”. Tampaknya kini setan menyeringai dan tertawa terbahak-bahak karena benar saja Si Rahim dan Perempuan itu melakukan hal yang sangat di laknat oleh Allah SWT. Hingga mengakibatkan perempuan itu hamil tanpa ada yang tahu.
Ketika tahu perempuan itu hamil, si Rahim kalang kabut. Tidak tahu harus bagaimana. Ia seorang pemimpin pesantren, akan bahaya jika sampai ada yang tahu apa yang sudah ia dan perempuan itu lakukan hingga perempuan itu hamil. Mengakuinya? Sama saja dengan bunuh diri. Lalu setan dating dengan muka yang berbinar-binar menawarkan bantuan. “Bunuh saja dia Rahim, lalu katakana pada yang lain kalau dia mati karena sakit”. Benar saja si Rahim membunuh perempuan itu dan mengabarkan kepada santrinya bahwa perempuan itu mati karena sakit. Santri yang taat pada Kyai nya itu menuruti saja apa yang diperintahkan pimpinannya, untuk menguburkan perempuan itu selayaknya, tanpa menaruh curiga apapun.
Untuk sementara setan memberi jeda pada si Rahim untuk bisa beristirahat atas kepenatan yang telah ia perbuat itu. Kini ia tak lagi seperti Rahim yang dulu, kini dosa nya telah bertumpuk-tumpuk. Namun, setan rupanya terlalu baik kalau berlama-lama membiarkan si Rahim tenang dan misi utamanya untuk mengkafirkan si Rahim belum selesai. Beberapa hari kemudian kakak perempuan itu pulang dari jihad dengan kemenangan, ia menanyakan adiknya. Namun yang di tunjukkan si Rahim hanyalah batu nisan adiknya. Ia menceritakan kematian adiknya karena sakit. Untuk sementara si Ikhwan percaya tanpa menaruh curiga apapun.
Setan adalah setan, ia harus menyelasikan misinya untuk mengkafirkan si Rahim. Di tengah tidurnya yang lelap si Ikhwan bermimpi tentang adiknya serta apa-apa saja yang terjadi dengan adiknya. Ini adalah mimpi yang telah direncanakan setan tersebut. Kini si Ikhwan mulai menaruh curiga dan mendatangi pesantren si Rahim serta meminta untuk menggali kembali makam adiknya. Setelah makam dibongkar dan mayat adiknya diperiksa (Bahasanya di otopsi).
Terang saja kini public mengetahui kalau pemimpin pesantren telah berbuat Zina dan wajid dijatuhi hukuman yang sangat berat. Dan kini si Rahim disalib di tengah-tengah lapangan sebagai hukumannya. Apakah setan merasa kasihan dengan apa yang menimpa si Rahim? Tentu saja tidak. Malahan setan semakin terkakak lebar karena misi nya hampir berhasil. Tinggal terakhir lagi apa yang harus ia lakukan. Disaat si Rahim mengerang kesakitan luar biasa karena disalib ditiang yang sangat tinggi dan tinggal menunggu ajal saja, setan mendekatinya “Wahai rahim, maukah kau menerima pertolonganku? Keluarlah dari agama islam dan akan kubukankan ikatan ini dan ikutlah bersamaku, maka kau akan hidup medampingi perjalananku dengan aman”. Sejujurnya ketika Ust. Didin berceritera saya tidak terpikirkan Rahim akan murtad, tapi pikiran saya salah. Si Rahim mengiyakan ajakan setan, karena ia berharap bebas dari tiang salib. Dan dia akhirnya murtad dari agama islam selama-lamanya. Apakah setan benar-benar menolongnya dengan membuka ikatannya? Tentu saja tidak. Si Rahim akhirnya mati dengan kemurtaddannya. Na’uzdubillah……….
Pelajaran penting yang saya ambil untuk kehidupan saya sehari-hari. Yang saya yakini iman saya masih amatlah dangkal dan keruh. Namun terkadang dengan sombong dan egoisnya tanpa perduli apapun masih saja bermaksiat kepada Allah SWT. Jelas saja setan pasti tertawa jika saya mengulur-ulur waktu sholat, membaca Al-Qur’an dengan malas-malasan. Tentu setan akan tertawa licik sekali menyaksikan saya. Dan saya tahu betul setan tidak akan pernah menjauhi saya. Karena itu suatu pembelajaran dan hikmah dasyat yang kita dapatkan dari kisah diatas.
Melaksanakan semua aktivitas sesuai dengan syariat islam, dengan hanya Rabb semesta alam yang menjadi tujuan kita. InsyaAllah kita akan aman. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak ada seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamnya, tetapi Allah membersihkan  siapa yang dikendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (24:21).
Untuk itu orang yang akan mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah SWT adalah orang-orang yang telah disebutkan dalam AL-Qur’an “ Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Barulah setan tidak akan mampu tersenyum selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar